Halaman

Puisi Penderitaan Kaum Kurang Beruntung




Membahas derita nasib kaum "tidak" beruntung atau kurang mampu yang hidup di dunia ini memang tidak ada habisnya, selama kepedulian hanya sekadar opini dan wacana belaka. Baik, kali ini penulis berusaha menggambarkan penderitaan mereka ke dalam tulisan berbentuk puisi. Selamat membaca.

Judul: Itulah Mereka
Cipt: Fahrurrozi R


Itulah mereka...
kita melihat tapi terkadang buta
kita mendengar tapi terkadang tuli
kita iba tapi terkadang menutup mata
kita pilu tapi terkadang memilih bisu
kita haru tapi dianggap bagai angin lalu

Itulah mereka...
kadang di tengah keramaian
kadang di kolong jembatan
kadang di jalanan berdebu
kadang di tepi sungai kotor
kadang di dekat tong sampah

Itulah mereka...
sering jadi kisah oleh sutradara
sering jadi puisi oleh pujangga
sering jadi budak oleh orang zalim
sering jadi kajian oleh pemuka agama
sering jadi bahasan oleh penguasa

Itulah mereka...
lupa kapan terakhir makan
lupa kapan terakhir belajar
lupa kapan terakhir tersenyum
lupa kapan terakhir bahagia
lupa terakhir rasakan kasih sayang

Itulah mereka...
pada siapa harus mengeluh?
pada siapa harus meminta?
pada siapa harus mengadu?
pada siapa harus bercerita?
pada siapa berkeluh kesah?

Itulah mereka...
mereka kaum lemah tak berdaya
mereka kaum lapar tak beruntung
mereka kaum gembel gelandangan
mereka hanya kaum yatim piatu
mereka hanya kaum fakir miskin.

Itulah mereka...
Kita kadang sering lupa pada mereka.


Baca juga Sajak Keluh Kesah Gelandangan dan Syair Anak Jalanan Sedih