Suatu ketika di sebuah tempat terdapat rumah-rumah dari tumpukan rajutan sisa panen tanaman padi nan tampak sederhana, terdapat sekelumit kisah yang jarang banyak diketahui orang-orang. Entah terabaikan, diabaikan atau memang tak begitu penting untuk dibahas. Tapi, pastinya! mereka sama seperti kita, yaitu manusia biasa yang punya keluhan atas rumitnya kehidupan yang selalu menuntut kebutuhan setiap harinya. Hmmm... baiklah, berikut sedikit cerita Penghuni Pondok Jerami.
~
Pondok Jerami...
Itulah nama tempatnya
Terbuat dari tumpukkan jerami kering
Tanpa pasir yang diambil dari gunung
Hingga gunungnya menjadi hancur
Tanpa kayu yang diambil dari hutan
Hingga hutannya menjadi gundul
Pokoknya, tanpa dan tanpa lainnya
Hanya dari jerami sisa panen juragan padi.
Di Pondok Jerami...
Sewaktu kering kerontang
Embus angin berdebu menampar wajah
hingga mata merah berkedip perih.
Sewaktu musim penghujan
Tajamnya gerimis menusuk atap
hingga tembus lantainya mirip taman air.
Di Pondok Jerami...
Siangnya puasa malam baru buka
Malamnya puasa siangnya dilanjut puasa
Setiap hari hampir selalu puasa
Bukan hanya di bulan puasa saja.
Di Pondok Jerami...
Tidak pernah demo kenaikan harga BBM
Karena tidak ada yang punya kendaraan.
Tidak jua ribut kenaikan tarif listrik
Karena tidak ada yang pasang listrik.
Tidak ada yang ribut mahalnya harga daging
Karena teramat biasa makan umbi-umbian.
Warga Pondok Jerami...
Hanya menyambung hidup dengan senyum
Dan melanjutkan hidup di balik putus asa
Putus asa akan harapan datangnya mereka
Mereka yang tangannya masih terbuka
Mereka yang telinganya masih mendengar
Mereka yang hidungnya masih mencium
Mereka yang matanya masih melihat
Mereka yang hatinya masih punya rasa
Rasa iba untuk menolong mereka!!!